• My Blog
  • Candlestick
  • Menit Forex
  • WP Strategy
  • Wallstreet
  • William Strategy



Kamis, 21 November 2013

Agama dan Investasi

Berikut uraian agama dan investasi yang dikutif dari website williamperkasa. Ditengah dingin nya udara malam, ditemani segelas kopi dan kebulan asap cita rasa sukses membuat suasana malam ini ingin menuliskan apa saja tentang sesuatu yang mengganjal pemikiran. Dan ingin menuangkannya pada sebuah tulisan seperti judul diatas yakni Agama dan Investasi. Sebab pada siang hari nya melihat berita media tentang diluncurkan nya mobil si MOLEK (Mobil Literasi Keuangan) dari sebuah otoritas jasa keuangan di negeri ini bertujuan untuk edukasi tentang investasi sehingga masyarakat dapat memahami bagaimana uang bekerja, dan bagaimana seseorang berhasil mendapatkan uang atau mencetaknya dengan bijak menurut program investasi yang dia ketahui dan bagaimana seseorang tersebut dapat mengelola keuangannya dengan benar. 

Karena tujuan dari si MOLEK sendiri dibuat oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) adalah untuk mengedepankan program edukasi dan kampanye nasional literasi keuangan, penguatan infrastruktur literasi keuangan serta tentang pengembangan produk dan layanan jasa keuangan yang terjangkau.

Melihat judul yang saya tuliskan diatas sangat unik kelihatannya karena saya membuatkan judulnya tentang Agama dan Investasi, baiklah akan saya coba paparkan menurut pemahaman saya sendiri dan ada juga yang saya kutif dari berbagai sumber.

Apa itu Agama, kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan)  dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia dengan lingkungannya. Sumber Wikipedia.

Kata "AGAMA" berasal dari bahasa Sanskerta, agama yang berarti "tradisi". Kata lain untuk menyatakan sebuah konsep religi yang berasal dari bahasa latin religio dan berakar pada kata kerja "re-ligare" yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat diri kepada Tuhan.

Cara Beragama
Berdasarkan cara beragamanya, kalau diklasifikasikan secara umum maka cara beragama dapat dibagi atas empat bagian yakni:
  1. Cara tradisional, yakni cara beragama yang berdasarkan atas tradisi (kebiasaan). Cara ini mengikuti cara beragama nenek moyang atau leluhur dari orang-orang angkatan sebelumnya yang telah duluan hidup. Cara tradisional beragama ini pada umumnya kuat dalam beragama dan sangat sulit untuk menerima hal-hal keagamaan yang baru atau mengalami pembaharuan dan tidak berminat untuk pindah atau pun bertukar agama.
  2. Cara Formal, cara formal dalam beragama biasanya berdasarkan formalitas di lingkungannya atau masyarakat. Cara ini biasanya mengikuti cara beragamanya orang yang berkedudukan tinggi atau punya pengaruh. Sehingga pada umumnya tidak kuat dalam beragama, mudah dalam mengubah cara beragamanya dan apabila berpindah pada lingkungan atau pada daerah masyarakat yang berbeda maka berbeda juga cara beragamanya.
  3. Cara Rasional, yakni cara beragama yang berdasarkan penggunaan rasio sebisanya, untuk itu cara beragama secara rasional ini berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan pengetahuan dan ilmu serta pengalamannya. Kelompok ini bisa berasal dari orang yang beragama secara tradisional ataupun formal bahkan dari golongan tidak beragama sekalipun.
  4. Metode Pendahulu, mencari ilmu dulu kepada yang dianggap ahli dalam ilmu agama yang memegang teguh ajaran aslinya yang dibawa oleh utusan seperti nabi.
Apa tujuan dari beragama
Tujuan dari beragama adalah mengandung makna agar menjadi taqwa, arti taqwa berarti melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan agar suatu kelak nanti menurut Agama dan Kepercayaan masing-masing, apabila di hari akhir dengan beragama mendapatkan hadiah surga. Surga adalah tempat yang mana di dalam nya dapat melakukan dengan bebas apa saja dan tidak ada satu larangan pun seperti hal nya di dunia.

Apa itu INVESTASI
Investasi adalah mengeluarkan sejumlah uang yang telah disisihkan sebelumnya bisa melalui tabungan yang dilakukan rutin tiap hari, tiap bulan ataupun tiap tahun dengan harapan mendapatkan keuntungan di kemudian hari ataupun untuk melindungi nilai aset (kekayaan) dikemudian hari. Mungkin ada sesuatu mengganjal pemikiran yach, apa sich beda menabung dan investasi. Kalau sifatnya menabung berarti tujuan mengumpulkannya belum jelas dipergunakan untuk apa, sedangkan untuk investasi sudah jelas tujuan nya.

Tetapi biarpun tujuan berinvestasi dengan tujuan yang jelas banyak juga yang melakukan investasi masih tidak memiliki rencana yang jelas. Bisa saja tujuan berinvestasi nya karena ikut-ikutan orang lain, sehingga berinvestasi tidak dengan pengetahuan dan pemahaman masing-masing, kalau istilah bahasa sunda nya "kumaha engke" bukan berpikiran "engke  kumaha". Atau di Indonesiakan "bagaimana nanti" bukan berpikir "nanti bagaimana".

Dan kalau saya giringkan opini bahwa apakah seseorang yang beragama menurut keyakinan masing-masing dan bertaqwa menurut agamanya sudah jelas nanti hadiahnya surga belum tentu bukan karena masih menunggu keputusan hakim terakhir yakni Tuhan Yang Maha Esa tetapi tetap optimis dalam hati dan diterjemahkan dalam pikiran dengan melakukan taqwa imbalannya nanti surga.

Begitu juga dalam berinvestasi, apakah kalau seseorang melakukan investasi menduplikasi model atau sistem dalam berinvestasi mengikuti apa yang dilakukan oleh orang lain dalam berinvestasi apakah investasi kita akan berhasil belum tentu bukan.

Dan kalau ada yang mengaku telah berhasil dalam investasi nya sehingga model investasi nya tersebut dipresentasikan kepada kita dan kita melihat secara kasat mata terhadap perubahaan yang ada pada yang mempresentasikan tersebut telah mapan secara financial apakah kita akan mengikutinya tanpa berfikir dan mempelajarinya terlebih dahulu. Apalagi diiming-iming dengan imbal hasil diluar nalar dikemas dalam sebuah model investasi sudah dapat kita simpulkan dalam pemikiran kita bahwa investasi yang dijalankan tentunya tidak benar atau bodong. Model investasi seperti ini biasanya model investasi bodong, menari-menari diatas penderitaan orang lain dengan model MLM ataupun arisan berantai yang suatu saat nanti sistem nya rubuh maka kollaps dech investasi yang kita tanamkan di tempat tersebut.

Kalau Warren Buffet menginstruksikan berinvestasi lah dengan menyisihkan dari tabungan minimal menginvestasikan 30% dari total keseluruhan tabungan atau asset (kekayaan) berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh Abu Rizal Bakrie (Ical) atau ARB berinvestasi lah dengan menggunakan uang bank dan kalau anda tidak mengerti tentang apa yang anda kerjakan dan investasikan maka cari ahlinya dan bayar mereka dan kita hanya mengatur atau mengorganisasikan nya saja. Kedua model tersebut mana lebih baik itu semua tergantung bagaimana anda menilainya serta mempelajarinya. Dari uraian yang singkat ini maka saya simpulkan berinvestasi lah seperti layaknya beragama, karena investasi dan agama mempunyai tujuan yang jelas. Terima kasih,.......salam Trader

ARTIKEL TERKAIT:

1 komentar:

  1. Dengan adanya fasilitas free swap yang terdapat pada akun Micro di OctaFX membuat saya merasa nyaman dalam menjalankan kegiatan trading, terlebih MUI memberikan fatwa soal investasi dalam trading forex ada yang dibolehkan dengan syarat tertentu, salah satunya adalah kondisi trading berupa free swap tersebut.

    BalasHapus

Silahkan berikan komentar atau kritik serta saran yang membangun untuk kemajuan isi konten blog ini, Terima kasih No Sara, No Racism